Review: Dermacol make-up cover foundation

[ header image source ]

Kali ini gue mau nge-review produk make-up bernama Dermacol make-up cover foundation. Sebenernya produk ini awalnya dibikin khusus untuk nutupin tato, dan denger-denger sih ampuh banget buat nutupin segala hal, mungkin dosa-dosa lo juga bakal ketutup semua sama foundation satu ini.

IMG_0362 (800x800).jpg

Gue sebagai perempuan dengan beberapa flek hitam akibat sinar matahari dan juga beberapa bintik-bintik merah bekas jerawat, otomatis langsung tertarik nyobain produk ini.

FYI, warna kulit gue adalah tipikal warna kulit Jawa yang sawo-sawo matang, tapi enggak terlalu gelap juga. Sejauh ini, foundation yang paling mendekati warna wajah gue adalah Make Up Forever Ultra HD Y425 (yang masih merupakan foundation full coverage favorit gue sampai sekarang).

But Dermacol foundation ini harganya jauh lebih murah, like around €10 atau sekitar dua ratus ribu rupiah. Jadi kalau misalnya beneran bisa nutupin segala dosa dunia, lumayan banget deh.

Berhubung Dermacol engga ada toko fisiknya, semua produknya harus dibeli online. Gue beli tiga seri di atas (Dermacol make-up cover foundation 209, 218, dan 222) karena gambar swatch di internet dengan aslinya bisa sangat berbeda.

Beberapa seller sih bilangnya best-seller di Indonesia adalah rangkaian nomor 209. Which, kalau ini bener, ladies … most of you are probably using foundation at least 3x lighter than your real face, and in the wrong undertone.
Kecuali kalau lo keturunan China, atau kulitnya memang terang dengan undertone pink (kalau Indonesia tulen, kebanyakan undertone kita lebih ke arah kuning daripada pink). Di bawah ini adalah swatch dari kiri ke kanan: 209, 218, dan 222. Foto pertama diambil di bawah natural light, dan foto kedua di dalam ruangan dengan cahaya lampu biasa.

Swatch sengaja gue bikin agak tebel biar warna undertone-nya lebih jelas keliatan. Kalau produk udah di-usap ke kulit secara merata, warnanya engga akan se-pigmented ataupun segelap itu.

Akhirnya gue beli dari dua toko … yang nomor 209 gue beli online dari seller di Indonesia, dan yang 218 dan 222 gue nitip dari laki gue yang beli pas dia lagi ke Jerman. Ohya, Dermacol ini memang produk Eropa, dan kalau di beberapa negara Eropa ternyata memang ada toko fisiknya.

**Edit penting** gue sih curiganya dermacol no. 209 yang gue beli online di Indonesia adalah dermacol palsu karena (1) Packaging produknya ternyata gampang gepeng, sedangkan yang gue beli dari Eropa, kemasannya masih utuh dan hanya sedikit penyok di bagian bawah karena gue memang mencet produknya dari situ, (2) Formula produknya lebih encer, dibandingkan formula produk 218 dan 222 yang lebih kental, dan (3) Dilihat dari kemasan luarnya aja, udah keliatan warna dan ukurannya berbeda. Silahkan bandingkan sendiri fotonya di atas.

Meskipun nomor 209 dan 218 kelihatannya mirip, jauh lebih cocok yang 218 buat gue, karena undertonenya yang kuning lebih tepat buat kulit wajah gue. Namun sayangnya terlalu terang. Rangkaian nomor 222 pun masih satu shade lebih terang daripada kulit wajah gue, dan sebenernya gue engga suka pakai foundation yang lebih terang daripada kulit wajah asli.
Alasannya karena seringkali di bawah sinar matahari / natural light, ketidaksesuaian warna ini jadi kentara banget, dan bikin lo keliatan seperti pakai topeng, meskipun leher juga sudah dikasih foundation. Selain itu, kadang kulit wajah asli lo masih sedikit keliatan di bawah warna foundation, dan itu membuatnya keliatan kusam.

Tapi kalau masih cuma satu shade lebih terang saja sih, biasanya engga begitu masalah. Lagi pula, undertonenya sudah cocok. Masih ada dua rangkaian warna lagi yang lebih gelap daripada nomor 222, yaitu warna 223 dan 224.
Sayangnya, yang nomor 223 kalau dilihat-lihat mungkin undertonenya adalah merah, dan gue engga yakin bakal cocok dengan kulit Asia. Mungkin lain kali gue akan coba yang nomor 224.

Setelah gue coba-coba ketiga nomor yang udah gue beli ini, gue kasih rating 7/10 aja deh.

Intinya sih, you get what you pay for. Buat ukuran produk dua/tiga ratus ribuan rupiah, ya ini termasuk bagus menurut gue, cuma, overhyped aja sih. Engga sebagus yang dikoar-koarin di sosmed.

  1. Produk ini nutupin flek-flek di wajah, tapi secara samar masih kelihatan. Kalau gue perhatiin pakai cermin secara close up, ada tahi lalat hitam kecil (like, kecil banget seukuran titik, yang bahkan bentuknya engga nonjol di atas permukaan kulit) yang masih kelihatan samar di bawah foundation. Begitu pula dengan flek hitam bekas jerawat atau akibat sinar matahari.
    **Edit penting** Setelah gue bandingin produk yang gue curigain palsu dengan yang asli, coverage-nya engga jauh beda. Cuma, memang yang asli lebih tahan lama.
    .
  2. Produk ini keliatan bagus banget di foto/video. Ya, wajah gue jadi keliatan kaya di-airbrush begitu, sih. Bintik-bintik dan flek pun tidak kelihatan di foto/video, kecuali kalau di-zoom in atau diambil close up banget.
    .
  3. Produk ini enggak bagus dilihat in real life. Jadi secara tatap muka, efek airbrushnya engga ada (kecuali lo ngeliat dari jarak jauh). Jeleknya lagi, produk ini ngeresap ke dalam pori-pori, jadi memperparah whiteheads di wajah, terutama bagian hidung.
    Wajah gue yang awalnya bersih, rajin perawatan pun, dan hanya berminyak saat kondisi panas, setelah menggunakan produk ini, tiba-tiba banyak whitehead di hidung gue, dan efeknya itu instan banget. Begitu gue pakai foundation ini, dia seolah-olah menjelma menjadi whitehead di hidung.
    **Edit penting** Produk yang bikin whiteheads tambah parah ini adalah yang gue curigain dermacol palsu. Yang asli masih bikin kulit lebih berminyak, tapi engga separah itu.
    .
  4. Produk ini sangat berminyak. Efeknya di satu sisi, wajah lo jadi keliatan dewy dan memang bagus dan sehat berseri. Tapi di sisi buruknya, saking berminyaknya, produk ini engga pernah nge-set 100%.
    Artinya, lo garuk wajah sedikit, bakal keliatan garis-garis membekas. Gue menggunakan produk ini, kemudian naik motor dengan menggunakan helm … dan ohmaigot terbekas banget kuning-kuning coklat di bagian dalam helm gue pas udah gue lepas. Engga cuma sedikit, tapi banyak banget.
    Gue pakai kaca mata, setelah beberapa saat, akan membekas foundation di bagian gagang hidung. Setelah gue lepas kaca mata, keliatan pula bekas kaca mata di pipi gue! Hal-hal macam begini engga pernah gue alamin dengan foundation lain.
    Saran gue sih selain pakai setting spray, gunakan juga setting powder yang translucent untuk meminimalisir pergerakan/perpindahan foundation.
    **Edit penting** Setelah gue bandingin, dermacol yang asli setting-nya lebih bagus daripada yang palsu, tapi tetep aja transfer-nya lebih parah daripada merek foundation gue yang lain.
    .
  5. Saran gue yang lainnya, adalah untuk menggunakan beauty blender yang agak lembab kalau menggunakan produk ini, biar ngebantu foundationnya ngeresap ke dalam kulit. Kalau memang lo lebih suka menggunakan brush, jangan di seret-seret gitu makenya, karena produk ini gampang streaking dan kelihatan bergaris-garis.
    .
  6. Saran terakhir gue, kalau menggunakan produk ini, jangan pakai kaca mata. Kalau keluar mending pakai mobil, dan jangan sampai wajah lo terkena angin yang cukup kencang. Jangan sentuh-sentuh wajah lo kecuali buat touch up, karena serius … ini foundation enggak pernah bener-bener nge-set.

19 respons untuk ‘Review: Dermacol make-up cover foundation

  1. I never heard of this make up! Bahkan brand nya pun nggk pernah dengar, tapi kok jadi penasaran ya… kulitku juga normal – berminyak sedikit di daerah T sih, takutnya nanti jadi komedoan juga…. tapi kalau cuma Rp 200,000an buat dicoba dulu gpp sih…

    Suka

  2. Btw kulitku keturunan China/Singapore/Malaysia/Indonesia gitu deh….perpaduan yang maksa emang (salahkan kedua ortuku yang sama-sama gajelas garis keturunannya hahah) berarti kira-kira yg nomor 209 cocok ga ya?

    Suka

    1. Wah…. aku engga tau.. kalau kulitmu undertonenya pink sih mungkin cocok, karena 209 itu pink *banget*. Kalau lebih ke kuning (cmiiw but Chinese skin also tends to have a more yellow undertone), mungkin akan lebih cocok yg 218. Kalau mau aman dan engga keberatan ngeluarin duit lebih sih, mending beli beberapa nomor and mix and match to make your own tone.

      Suka

  3. okehhh updatean terbaru, aku akhirnya mesan dari suatu online shop dan barangnya nyampe setelah 1 minggu. moga aja ini asli ya (boleh nanya ga Mae yang dermacol beli di Indo belinya dari toko apa?)
    dan anyway, aku sukaaaak banget sama warnanya, Mae! pas banget kalo buat kulit aku. aku beli yg 218.
    buat foto juga mulus, bener katamu. buat aku engga bikin whiteheads (udah dua minggu nih) TAPI bikin berminyak BANGET dan betul katamu, produknya masuk banget ke pori2 dan kalo diliat langsung ga sebagus diliat di foto.
    hiks. tapi lumayan lah…. buat ukuran harga segitu. trims infonya!

    Suka

    1. btw susah loh beli yg 218! nyarinya kemana2… cuma aku liat swatch Mae yang 209 dan itu yaollloh pink banget…. udah pasti engga cocok. tempat aku beli ajah tinggal sisa 1 stok yg 218… huhuhu… kalau mau beli lagi dimana ya? masih banyak sih, tp buat jaga2… moga aja uda re-stock pas punyaku habis 😛

      Suka

    2. Aku ikut bahagia kalau ternyata cocok sama Cintya (^_^)
      Sayang ya bikin berminyak, tapi betul seperti yang kamu bilang, untuk ukuran harganya, termasuk fine aja sih menurutku.

      Aku engga tau beli yang 218 dimana Cintya, kalau di Indonesia. Justru karena aku engga nemu, makanya aku nitip lakiku ha ha ha….

      erm, tempat aku beli yang 209 itu online shop yang engga aku recommend, Cintya, karena mereka melakukan suatu kesalahan saat pengiriman produk, dan setelah aku hubungi 3x dengan menyertakan bukti-bukti kesalahan pengirimannya, message ku engga digubris. Jadi mending jangan pakai yang aku pakai dulu.

      Suka

    3. Berarti intinya… Dermacol gak cocok ya buat Kulit Berminyak ya Mae? Baru Mau beli… Karena Full Coverage itu …

      Suka

      1. Kalau pengalamanku (dan pengalaman banyak reviewer lain yg juga pernah aku tonton/baca) sih termasuk berminyak dermacol ini. Jadi kalau kulit udah berminyak duluan, mending pakai primer yang mattifier dulu dibawahnya.

        Suka

  4. akhirnya kesampaian nyobain dermacol. Dan ada yg aneh. Aku beli dari 3 toko. Satu online di Indo, satu nitip temen yg lg ke Europe, dan satu online dari Malaysia. Aku gk tau apakah yg dr Indo n Malaysia itu asli or not karena formulanya beda, lebih bercair gitu. Dan sama kayak Mae, produknya juga gk pernah ngeset di kulit ak. Gampang streaking, transfernya PARAH.
    Yang beli dari Europe juga masih ada transfer dan streaking tapi jauh lebih dikit. Formulanya juga gk cair2 amat. Aku gk tau apa mungkin karena produk yg beli di Indo mencair gara2 lama kepanasan?

    Suka

    1. Makasih tambahannya, Indie. Sekarang udah aku edit post aku di atas. Aku pikir aku aja yang curigaan, tapi habis baca komentar Indie, pengalaman kita sama. Aku juga curiga Dermacol ku yang beli online di Indonesia adalah Dermacol palsu, bisa dibaca penjelasannya di atas dalam teks merah.

      Suka

  5. Wahh makasih banyak reviewnya sis, batal aku beli ah…mukaku berminyak banged. Masih hatus baliknlg ke produk korea kayaknya ya.
    Makasi ya siiiiiisss :*

    Suka

    1. Wah saya engga berani sih bilang palsu/asli karena harga… siapa tau dia belinya langsung bulk dari Eropa, atau lagi clearing gudang… harus dilihat dari produknya sendiri baru bisa tahu asli/palsu..

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.